Apa
dosar besar institusi?
Apa
yang dibawa pada nama sebenarnya? Apakah dosa- ataukah doa?
Perbedaan
kedua kata tersebut sangat tipis dosa-doa.
Peran
“s” hanya lah penyekat antara “d-o” dan “a”.
Menghambat
harmoni karna munculnya ego yang menyekat,ialah “s”
Lahirlah
dosa. Yang ganjil jika digenapkan akan membuat tatanan yang harmoni rusak.
Kita
tidak harus menggenapkan hal yang sudah berjalan sempurna dengan keganjlianya.
Aku selalu menutup mata dengan mereka yang
berjalan membawa mahkota nama besar. Tak
baik jika kebencian ditemukan kesombongan. Tidak kawan, aku tidak membenci
mereka secara bulat-bulat.
Lucu saja jika ada yang berjalan dengan
dada diangkat. Menyombongkan diri seraya berkata
“lihatlah,
aku yang menusuk naga disana! Lihatlah kalian wahai manusia lemah” lalu ia
berjalan dengan pedang terangkat diudara.
Ia tak tahu jika ia hanya menusuk naga
mati. Yang membunuh naga itu adalah orang-orang yang datang sebelumnya.
Beberapa hari yang lalu aku mendapat kabar
dari seorang teman bahwa ada satu institusi pendidikan yang sangat bagus. institusi
tersebut memberikan apa yang orang inginkan, tapi lupa membekali apa yang orang
butuhkan. Semua lulusan dari institusi tersebut berotak kristal. Tapi hatinya
hanya susunan kertas toilet yang rapuh disiram air. Orang-orang institutsi
tersebut sangat gila teori-teori. Orang-orang ini melupakan ilmu yg diberikan
dongeng-dongeng lama.
Lalu “beberapa” orang dari institusi
tersebut biasanya berteriak seperti pemuda
yang menusuk naga terakhir. mereka lupa bahwa ada orang yang datang lebih
dulu, yang menusuk naga itu ketika masih beringas. Ia lupa bahwa di luar sana
masih banyak orang yang mencoba menusuk naga beringas, ia lupa bahwa ia hanya
menusuk naga mati. Ia hanya meneruskan
apa yang pasti dan tanpa resiko.
Aku ingat ketika dulu memilih tempat
kuliah. Aku ingat kenapa aku masuk sekolah swasta yang namanya belum meroket.
Aku ingat kenapa aku tak mencoba universitas dengan nama yang sudah besar. Aku
ingat ketika aku bertemu sosok yang memberi jawab setiap aku tenggelam dalam
pertanyaan.
“le,
ngger, cah bagus, kamu boleh masuk institut itu. kamu bisa masuk sana le, tapi
apa nggak dipikir lagi? Memang bagus sekali pendidikan disana. Memang besar
sekali namanya. Tapi itu kan Cuma masalah nama dan prestasi. Eyang lebih seneng
kalau kamu nanti “besar” bukan karna sekolah di universitas besar. Apa yang
bisa kamu banggain le kalo kayak gitu? Sing apik kan sekolahmu, bukan kamunya
ngger. Bagus lagi kamu cari sekolah yang namanya biasa saja le- ndak usah yang
besar, asal kamu dapat pendidikan yang cukup. Nah masalah pengembanganya, kamu
jangan kembangin disekolah tok, kamu keluarlah-bergaulah dengan semua orang,berjalananlah
sejauh mungkin. jangan mung mubang-mubeng nggon kuliah mu iku. Metu dolan. Dadi
wong sing kendel tapi eling. Yen pingin dadi wong sakti goleko konco sing akeh.
Yen koncomu akeh, musuhmu sithik. Yen musuhmu sithik, koe sakti le, cah baguus.
Sejating wong sakti iku dudu mergo gurune le. Bukan dari padepokanya. Banyak
padepokan silat yang bagus dulu, tapi apa banyak yang jadi pendekar disana?
Banyakan bajingan le. Pendekar padepokan itu memang bagus, tapi itu hasil
cetakan. Kui wis akeh pendekar koyo ngono, akeh tur ora iso ngubah jaman. Lha
koe opo arep nambahi sing akeh tapi ra iso ngubah jaman? Luwih apik dadi
pendekar sing sinau seko alam, seko lingkungan, seko gunung, laut, alas. Dadio
pendekar menurut versimu dewe – ra sah melu-melu. Dadi wong sing kendel, wani
sinau macem-macem, wani mlaku sing adoh nganti ngrusuk, yen perlu nganti mlebu
jurang. Tapi ojo lali. Dadio wong sing kendel tapi eling. Pie ngger? Goleko
sekolahmu dewe. Ora usah memaksakan kehendak buat masuk universitas besar-
nggon njobo iku akeh banget sekolah sing gede tapi ora nggedeni. Wujude sekolah
sing gede tapi ora nggedeni iki ciri-cirine yo ora gede. Malah ora wujud
sekolahan le. Kampung, alas, gunung, laut, laan ndalan iku contone. Kui sekolah
sing ora nggedeni”
Setelah itu sosoknya hilang, tapi aku yakin
akan bertemu sosok itu lagi. Bukan, aku tidak beranggapan bahwa sekolahku
sekarang ini masuk dalam ciri-ciri yang diungkapkan sosok tadi. Aku, sampai
sekarang masih mencari dimana sekolah itu. mencari sekolah sing gede tapi ora nggedeni. Aku
ingin menjadi besar untuk memayungi yang kecil dari terik siang. Bukan yang
besar lalu jatuh menimpa yang jauh kecil dibawah. Sosok itu akan kalian ketahui nanti...
Lalu apa dosa institusi yang membawa nama
besar?
mungkin
ia menyublimkan dosa dan doa itu sendiri. Menghasilkan hal yang samar. Dan jika
yang samar menjadi jelas, munculah gelap bayangan. Bayangan inilah yang akan
mewujud orang-orang penghunus naga terakhir. orang-orang semacam ini adalah
bayangan. Dan kalian tahu bagaimana bayangan tercipta. Bayangan tercipta dari
adanya sebuah benda yang menghalangi cahaya. Lalu munculah hal yang gelap, yang
merupai bentuk benda asli, tapi tak tersentuh. tak memiliki berat dan bau.
Ahh, apa yang aku bicarakan sekarang? Aku
rasa ini terlalu kusut..biarlah institusi yang congkak tetap congkak...yang
penting yang tak congkak berusaha agar tak menjadi congkak, bukan begitu kawan?
-IA-
-IA-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar